
Lebah adalah salah satu jenis serangga yang sangat penting dalam mekanisme ekologi. Lebah juga sebagai salah satu serangga penyerbuk bunga yang handal dengan daya jelajah yang luas. Selain itu sifat lebah yang sensitif terhadap kondisi lingkungan sekitarnya, menjadikan indikasi keberadaan lebah di suatu tempat sebagai salah satu bio-indikator kualitas lingkungan tersebut. Banyak hal yang menarik untuk diperhatikan atau dipelajari dari sistem sosial kehidupan koloni lebah serta perilaku lebah itu sendiri.
Pada umumnya usaha ternak lebah memilih lebah spesies Apis melifera atau Apis cerana, yang cenderung mudah dalam manajemen perawatan dan pemanenannya. Jenis lebah ini relatif memiliki sengat yang tidak terlalu berbahaya, sehingga budidayanya bisa berada tidak jauh dari pemukiman penduduk. Ada kalanya masa paceklik minim bunga di lokasi ternak lebah tersebut, maka para peternak lebah akan membawa koloni lebah dipindah tempatkan/migrasi ke daerah lain untuk menemukan sumber bunga yang melimpah sebagai salah satu sumber makanan koloni lebah.
Namun ada satu jenis lebah yang dilihat dari perilakunya sangat tidak memungkinkan untuk di ternakkan atau dibudidayakan, jenis lebah tersebut memiliki nama latin Apis dorsata. Di beberapa daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur lebah ini memiliki nama lokal Tawon Gung, di Sumatera sering disebut Sialang dan masyarakat Sunda atau Jawa Barat menyebutnya sebagai Odeng. Apis dorsata adalah jenis lebah liar yang mempunyai perilaku migrasi dari satu daerah ke daerah lain, dan tahun berikutnya akan datang lagi koloni lebah kepohon yang dulu pernah ditinggalkan. Perilaku lebah yang berpindah lokasi bersarang tersebut maka Apis dorsata juga sering disebut migratory haney bee. Beberapa jurnal ilmiah menyimpulkan bahwa koloni yang datang lagi adalah koloni yang sama yang dahulu pernah bersarang disitu.
Apis dorsata memiliki racun venom pada sengatnya sangat berbahaya, berkali lipat berbahaya dibandingkan Apis melifera atau Apis cerana. Beberapa laporan dibeberapa daerah menyatakan bahwa akibat serangan Apis dorsata mampu menewaskan sapi dan manusia. Sifat dari jenis lebah ini apabila terganggu atau merasa terancam koloninya maka akan menyerang secara bersama-sama dan terus mengejar targetnya. Pernah dilaporkan terdapat korban terkena sengatan lebah ini, ditemukan jarum sengat lebah yang tertinggal ditubuh korban mencapai 200 an lebih. Hal ini menunjukan betapa berbahayanya serangan Apis dorsata apabila sudah menyerang korbannya.
Selain memiliki karakter yang unik dan super agresif tadi, Apis dorsata juga mempunyai karakter yang sangat banyak manfaat dan fungsi bagi lingkungan dan manusia. Dengan ukuran tubuh jauh lebih besar dari Apis melifera atau Apis cerana, maka berbanding lurus dengan daya jelajahnya dalam mencari sumber pollen dan nektar. Dengan jangkauan yang begitu jauh dalam mencari sumber nektar dan pollen tadi maka keragaman bunga yang dikunjungi akan lebih banyak dan beragam pula. Banyak orang menyebut madu yang dihasilkan Apis dorsata sebagai madu multiflora, dikarenakan sumber pollen dan nektar serta material lainnya sebagai penyusun madu berasal dari aneka ragam bunga. Berbeda dengan madu dari lebah ternak yang sering kita dengar dengan madu kelengkeng, madu randu atau madu akasia. Penamaan aneka madu tadi berdasarkan tempat mereka menggembalakan lebahnya mempunyai dominasi tanaman tersebut. Sehingga dominasi bahan penyusun madunya berasal dari nektar dan pollen bunga tanaman tersebut.
Sarang Apis dorsata juga memiliki karakter yang unik, sarang lebah ini berbentuk lembaran atau lempeng sarang yang sangat besar dan tebal,serta umumnya menempel pada cabang pohon yang tinggi. Sarang Apis dorsata yang menempel pada batang/cabang pohon bisa mencapai panjang 2 meter dan bentang kebawah 1 meter lebih dan memiliki tebal mencapai 8-10 cm. Dengan bentuk sarang sangat besar tadi, dalam kondisi yang optimal bisa menghasilkan 15-25 liter madu. Memang sangat luar biasa apa saja yang ada pada Apis dorsata ini, dan untuk mendapatkan madunya pun dibutuhkan mental, keberanian dan keahlian khusus untuk memanennya. Banyak testimoni yang menyatakan bahwa kualitas madu liar ini lebih bagus dibandingkan dengan jenis madu yang lain. Keberlangsungan panen madu Apis dorsata di alam bisa dijaga baik kualitas dan kuantitasnya dengan cara menjaga alam sebagai tempat hidupnya, serta dengan cara pemanenan madu secara bijak dan mengedepankan keberlangsungan koloni lebah itu sendiri.
Keberadaan dan keberlangsungan lebah liar Apis dorsata sangat berhubungan erat dengan terjaganya alam ini. Kondisi alam yang semakin rusak akan memaksa para koloni lebah ini menyingkir mencari tempat yang lebih aman dan terjamin pasokan pollen dan nektar bunga. Bentuk kerusakan alam yang berpotensi mengganggu keberadaan dan keberlangsungan lebah liar Apis dorsata, adalah selain semakin menipisnya pohon dan tanaman bunga, juga oleh kerusakan alam yang disebabkan polusi dan pencemaran lingkungan.
Menjadi tanggung jawab kita bersama dalam menjaga alam dengan semua komponen penyusunnya. Salah satu komponen alam terganggu maka akan mengganggu keberlangsungan komponen alam yang lain. Dan setelah kita telusuri lebih jauh maka yang paling rugi adalah manusia. Kita akan mendapat berbagai kondisi yang tidak baik sampai musibah bencana alam apabila pengrusakan alam terus tidak terkendali dan pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak bijaksana.
Post by Agus Riyanto, 09.44 WIB