Jeruk merupakan komoditas buah yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, kandungan vitamin dalam jeruk sangat baik bagi tubuh yang terdiri dari vitamin C dan A. Buah Jeruk dapat dikonsumsi langsung sebagai buah segar dan dapat juga diolah menjadi minuman seperti jus dan sirup. Di beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue. Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang mata.
Dalam budidaya tanaman jeruk ada dindikasi setelah 7 tahun produksi cenderung akan menurun, itu terjadi akibat beberapa faktor seperti kekurangan air, gangguan perakaran karena kondisi tanah, hama, penyakit dan lain sebagainya. Suhu optimal untuk syarat tumbuh jeruk itu pada suhu temperatur 25 – 30 derajat celsius, memerlukan sinar matahari yang penuh, ketersediaan air yang cukup, curah hujan ideal berkisar antara 1000 – 2000 mm// tahun dan curah hujan yang baik untuk pertumbuhan jeruk yaitu 700 mm/tahun. Curah hujan yang terlalu tinggi akan berakibat buruk pada jeruk karena akan timbul penyakit, misalnya jamur upas atau dapat merusak akar jeruk. Kandungan air dapat mempengaruhi warna jeruk, di daerah yang memiliki kelembaban tinggi akan menyebabkan buah tetap berwarna hijau walaupun sudah masak. Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
Tanaman Jeruk dapat ditanami pada berbagai jenis tanah namun tidak menghendaki kondisi tanah becek, sehingga perlu pembuatan saluran drainase atau menanam pada tanah yang ditinggikan. Tanaman jeruk perlu ditanam pada tanah yang cukup bahan organik sampai lapisan dalam lebih dari 50 cm dan sensitif bila tanah mengandung banyak garam. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. Tanaman jeruk bisa tumbuh baik pada pH 5,5 – 6,5 dengan pH optimum 6, bila pH terlalu rendah dapat ditambahkan kapur atau dolomit (campuran karbonat dan magnesium karbonat). Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7 – 27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk. Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 30 derajat.
Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai tinggi tergantung pada spesies: 1) Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl. 2) Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl. 3) Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl. 4) Jenis Siem: 1–700 m dpl. 5) Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl. 6) Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl. 7) Jenis Purut: 1–400 m dpl.
Dalam memulai penanaman perlu dibuat lubang 60x60x60 cm atau lebih besar lebih baik, namun penggalian jangan terlalu dalam karena pengaruhnya kurang baik terhadap pertumbuhan akar tanaman. Lubang yang sudah dibuat dibiarkan selama 2 – 4 minggu sebelum dilakukan penanaman jeruk. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data berikut ini:
1) Keprok dan Siem : jarak tanam 5 x 5 m
2) Manis : jarak tanam 7 x 7 m
3) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m
4) Nipis : jarak tanam 4 x 4 m
5) Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m
6) Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m
Penanaman sebaiknya dilakukan pada permulaan musim hujan dan perlu dipastikan tanah dalam lubang harus basah dari atas sampai ke bawah. Proses pemupukan kandang dilakukan di awal musim penghujan, selanjutnya pemupukan bisa dilakukan 2-3 kali dalam setahun, yaitu sebelum bunga muncul, pada saat pemasakan buah dan setelah panen.
Dalam pemeliharaannya perlu dilakukan pemangkasan, Pemangkasan dilakukakan terhadap: setiap tunas yang tumbuh pada batang bawah, tunas air, tunas yang tumbuh pada ujung cabang yang tumbuh terlalu banyak dan disisakan tiga tunas yang terbaik. Penjarangan buah yang disisakan hanya 40%, pembersihan pentil atau buah masak yang jatuh karena hal tersebut menjadi sumber hama dan penyakit. Cara pemanenan bisa dilakukan dengan tangan atau pun gunting.
Tanaman jeruk mulai berbuah pada umur 2 – 3 tahun, Rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yang dapat mencapai 40 ton/ha. Proses pemanenan dapat dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pengumpulan hasil panen di tempat yang teduh, penyortiran dan penggolongan, penyimpanan di tempat dengantemperatur 8 – 10 derajat celcius dan pengemasan dengan melakukan penmgepakan jangan terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak dapat bergerak. Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-6 kg.
Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C. auranticum L. dan C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yang terdiri atas jeruk Nambangan-Madium dan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yang terdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC). Jeruk varietas introduksi yang banyak ditanam adalah varitas Lemon dan Grapefruit. Sedangkan varitas lokal adalah jeruk siem, jeruk baby, keprok medan, bali, nipis dan purut.
Sumber : Aneka Literatur
10.22 WIB