Lingkungan sekitar kita merupakan sebuah ekosistem alam yang saling berinteraksi satu komponen dengan komponen penyusun ekosistem lainnya. Lingkungan rumah kita merupaka sebuah ekosistem yang mana sebagian besar waktu dalam keseharian kita habiskan dan menjadi tempat beraktifitas yang paling lama pada umumnya. Lingkungan yang nyaman dan aman merupakan salah satu prioritas utama dalam menentukan pilihan bertempat tinggal. Dinamika lingkungan yang selalu bergerak menjadi salah satu bentuk kompensasi dari interaksi dan aktifitas semua komponen pengisi suatu lingkungan hidup. Sudah menjadi kemufakatan bersama bahwa terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup merupakan akibat dari aktifitas sosial manusia. Seiring waktu tanpa kita sadari, perlahan namun pasti kerusakan lingkungan menjadi semakin parah dan akhirnya manusia baru sadar setelah terjadi kerusakan lingkungan yang parah sehingga berdampak kepada kenyamanan hidup manusia.
Perubahan kualitas lingkungan sebenarnya bisa dapat kita ketahui sejak dini, sejak mulai terjadi penurunan kualiatas lingkungan secara perlahan. Kita diwajibkan memperhatikan hal sepele yang pada saat itu ada di sekitar kita. Salah satunya adalah respon sensitif yang di visualisasikan oleh hewan sekitar kita melalui tingkah laku dan keberadaanya. Salah satunya adalah kelompok hewan insecta atau lebih dikenal oleh kita dengan nama serangga.
Beberapa jenis serangga akan merespon terhadap perubahan lingkungan, baik perubahan yang kearah perbaikan atau penurunan kualitas lingkungan kita. Rumah tempat tinggal kita merupakan salah satu model lingkungan yang bisa kita perhatiakan untuk menakar kualitas lingkungan seputar rumah kita. Dalam kacamata ekologi, rumah yang sehat bukanlah rumah yang selalu terjaga kebersihannya, dimana lingkungan rumah selalu licin mengkilap dan beraroma wangi. Berbagai bahan sanitasi rumahan kita yang banyak beredar dipasaran berbahan chemical/kimia untuk bahan aktif aseptik dan aromanya. Meskipun saat ini mulai bermunculan beberapa produk sanitasi yang lebih ramah lingkungan, namun tetap saja dominasi produk sanitasi di pasar yang tidak ramah lingkungan atau yang mengandung bahan kimia berbahaya masih lebih banyak. Melihat kondisi bahan sanitasi yang kadangkala dipandang sebagai kontribusi sepele, namun apabila dilakukan pemakaian di lingkungan secara terus menerus dalam jangka waktu lama akan berdampak buruk terhadap sistem kehidupan yang telah ada.
Semut merupakan salah satu bio-indikator yang bisa kita perhatikan untuk menakar kondisi rumah kita, dimana keberadaan semut disekitar rumah kita sudah tidak asing lagi. Semut mempunyai sensor yang bersifat sensitif yang akan mampu mendeteksi keberadahan bahan beracun/chemichal, logam berat, bahan insectisida dan bahan berbahaya bagi makhluk hidup lain yang memapar lingkungan rumah kita. Kita menemukan beberapa jenis semut didalam rumah kita, hal tersebut dapat kita bedakan dari ragam morfologinya. Setiap jenis semut mempunyai ambang batas yang berbeda-beda dalam merespon adanya bahan berbahaya, sehingga kadang kala kita tiba-tiba tidak melihat jenis semut tertentu yang biasanya sering kita lihat di sekitar rumah kita. Jenis semut dengan sensor paling sensistif dan rentan terhadap bahan pencemar akan segera pergi atau bermigrasi apabila ambang batas toleransi terhadap bahan cemaran sudah sampai.
Selain itu keberadaan capung dan kunang-kunang, juga menjadi bisa menjadi salah satu bahan indikator terhadap kualitas perairan lingkungan sekitar kita. Hal tersebut didasarkan pada sifat siklus hidup pada jenis serangga ini yang tidak bisa lepas dari ketersediaan perairan. Dalam siklus hidup capung dan kunang-kunang terdapat fase bertelur dan menetas menjadi larva yang akan selalu berada di air sampai fase ini selesai dan masuk ke fase siklus kehidupan berikutnya. Satu fase yang sangat sensitif terhadap bahan cemaran, yaitu fase larva, sehingga sensitivitas pada larva akan menjadi penghalang perkembangan fase siklus berikutnya. Apabila fase larva yang berada di air ini mendapat paparan bahan berbahaya yang diluar ambang batasnya maka fase larva akan terhenti atau larva capung dan kunang-kunang akan mati. Dengan terputusnya siklus hidup dari capung dan kunang-kunang maka kita tidak akan menemukan keberadan mereka di sekitar lingkungan perairan kita.
Ada juga serangga kelompok Diptera atau lalat-lalatan dari Famili Chironomidae yang sangat sensitif terhadap pencemaran lingkungan perairan. Siklus hidup serangga kelompok lalat ini melakukan siklus hidupnya pada perairan yang mengalir. Larva Chironomidae akan mati sebelum dewasa apabila perairan tempat lalat melangsungkan siklus hidup tadi tercemar bahan aktif diterjen yang berlebihan, terutama senyawa LAS.
MENGENALI KUALITAS PERAIRAN SEKITAR KITA
Beberapa macam biota perairan yang dapat digunakan sebagai bio-indikator untuk mengenali kualitas perairan/sungai disekitar kita. Biota yang akan kita amati biasanya ada menempel pada sisi batu yang tidak langsung terkena arus, di bawah bebatuan, di permukaan atau menempel pada berbagai materi tenggelam. Peralatan yang digunakan cukup sederhana seperti baki plastik berwarna dasar putih, serok/jaring halus dan pinset. Untuk pengamatan lebih detail terhadap morfologi biota yang disampling bisa menggunakan kaca pembesar atau mikroskop binokuler
1. Kualitas Perairan Kategori Sangat Baik
Beberapa biota air yang dapat kita ketemukan pada perairan dengan kualitas sangat baik diantara sebagai berikut
1. Nimfa Lalat Batu
Nimfa lalat batu rata-rata memiliki ukuran panjang 12-50 mm. Memiliki organ seperti ekor berjumlah 2 buah. Memiliki pergerakan merayap yang lambat pada perairan dengan arus deras. Yang unik dari nimfa lalat batu ini, beberapa jenis memiliki insang pada pangkal kakinya
2. Kepik Pinggan
Jenis biota Kepik Pinggan hanya dapat ditemukan pada perairan yang sangat bersih. Jenis biota ini sangat sensitif terhadap pencemaran perairan, sehingga apabila terjadi sedikit pencemaran maka Kepik Pinggan akan menghilang dari perairan tersebut. Mulut dari Kepik Pinggan berbentuk runcing seperti alat menusuk,digunakan untuk menghisap cairan tubuh mangsanya.
3. Larva ulat kantung air
Larva dari jenis biota ini memiliki perilaku yang unik, larva ulat kantung air ini memiliki rumah yang terbuat dari bebatuan, lumpur atau sisa-sisa tumbuhan yang mengendap didasar atau menumpuk di bebatuan perairan tersebut. Jenis larva ini bisa ditemukan pada perairan yang mempunyai kualitas bersih dan kadang juga ditemukan pada perairan dengan sedikit pencemaran ringan.
4. Nimfa lalat sehari pipih
Biota perairan ini berbentuk nimfa yang kecil dan sangat menyerupai warna sumbstrat perairan tempat dia menempel. Jenis nimfa ini memiliki ciri khas mempunyai tiga helai ekor panjang seperti rambut. Bisa kita temukan pada perairan berarus deras, dan nimfa ini akan menempel erat pada bebatuan atau substrat lain. Secara morfologi, untuk jenis nmfa ini relatif mudah dikenali karena memiliki tubuh sangat pipih dan melebar di bagian depan, serta memiliki mata yang lebar pada bagian atasnya.
5. Nimfa lalat sehari insang segi empat dan bercabang
Jenis biota dalam fase nimfa ini dapat kita jumpai pada perairan tenang. Disebut memiliki insang bercabang dikarenakan pasangan insang yang pertama besar dan menutupi insang yang lainya. Memiliki organel berbentuk ekor berjumlah tiga helai dan menyerupai helaian rambut.
2. Kualitas Perairan Kategori Baik
Beberapa biota air yang dapat kita ketemukan pada perairan dengan kualitas baik diantara sebagai berikut
1. Udang air tawar biasa
Merupakan jenis biota perairan yang sering dan mudah kta kenali dari morfologinya. Kita sering menyebutnya sebagai udang. Kelompok Crustaceae dengan bangsa Decapoda, didasarkan pada jenis biota ini memiliki 10 kaki atau 5 pasang kaki pada thoraknya, dan sangat sensitif pada kerusakan perairan akibat pencemaran.
2. Larva ulat air
Larva ini sangat sensitif terhadap perairan yang tercemar. Biasa ditemukan menempel pada substrat perairan dan ada saatnya bergerak perlahan mencari mangsa. Larva ini tidak mempunai rumah atau kantung sebagai pelindungan tubuhnya.
3. Nimfa lalat sehari insang segi empat
Jenis biota dalam fase nimfa ini dapat kita jumpai pada perairan tenang. Disebut memiliki insang bercabang dikarenakan pasangan insang yang pertama besar dan menutupi insang yang lainya. Memiliki organel berbentuk ekor berjumlah tiga helai dan menyerupai helaian rambut. Selain diperairan dengan kualitas sangat baik, jenis nimfa ini juga masih bisa ditemukan pad perairan dengan kualitas baik.
4. Nimfa capung jarum
Capung dewasa akan bertelur disebuah perairan. Setelah menetas maka akan terbentuk nimfa dengan ukuran 10-22 mm. Biasanya keberadaanya menempel pada substrat perairan atau vegetasi perairan atau melayang pada perairan tersebut.Mempunyai organel seperti ekor berbentuk seperti helaian rambut dan juga memiiki tiga buah insang berbentuk seperti daun pada ujung abdomenya.
5. Nimfa capung biasa
Capung biasa yang sering kita lihat memiliki ukuran lebih besar dari capung jarum, demikian pula pada ukuran nimfa capung biasa, nimfa ini memiliki ukuran 12-50 mm. Ukuran nimfa yang besar akan memudahkan pengamatan dan pencarian biota jenis ini. Nimfa ini dapat kita temukan pada dasar perairan dangkal, menempel pada batuan atau tanaman air. Nimfa ini termasukyang sensitif terhadap kualitas perairan.
3. Kualitas Perairan Kategori Sedang
1. Larva kumbang
Larva kumbang biasanya dapat kita temukan pada perairan berarus deras. Biota ini bersifat sebagai predator untuk biota-biota yang lebih kecil. Biasanya larva kumbang menempel pada batuan serta bagian perairan yang agak tenang. Berwarna gelap kehitaman atau hitam kecoklatan, sangat bagus untuk penyamaran saat berburu.
2. Anggang-anggang
Anggang-anggang mempunyai warna gelap dominasi hitam dengan ukuran relatif kecil, berkisar 8-15 mm. Biasa kita temukan di permukaan air atau berselancar secara bergerombol. Apabila ada gangguan maka dengan cepat Anggang-anggang akan berselancar dengan cepat dan menyebar. Banyak ditemukan di perairan yang berarus tenang atau tidak langsung berarus kencang.
3. Kepik Air
Kepik air juga merupakan biota indikator kualitas perairan yang mempunyai ukuran mencapai 17 mm. Kaki belakang berukuran besar dan berfungsi seperti dayung, sehingga pergerakan berenang menjadi cepat dalam menembus air.
4. Siput air
Siput air biasanya menempel pada batuan yang berada pada perairan tenang dan bersifat sebagai degradator substrat organik di dasar perairan atau permukaan yang terendam. Umumnya berukuran kecil hingga sedang mencapai 50 mm. Mempunyai cangkang yang keras dan berulir. Siput ini sebagian mempunyai pintu namun ada juga jenis lain yang tidak berpintu. Mempunyai banyak tipe dan ragam kelompok siput ini.
5. Kepiting sungai
Kepiting sudah sering kita jumpai di perairan sekitar kita, mempunyai warna hitam, abu-abu atau kadang memiliki warna terang. Merupakan kelompok predator yang membuat sarang dengan cara menggali tanah basah di pinggiran pertanian.
6. Limpet air tawar
Biota jenis ini juga sering dijumpai enempel pada permukaan substrat yang terendam perairan. Mempunyai ciri cangkang yang keras seperti mangkok kecil dengan bagian yang satu lebih tinggi daripada bagian yang lainya. Limpet mempunyaiukuran berkisar 20 mm.
7. Kerang dan kijing
Kerang dan kijing di lingkungan masyarakat kita sering dijumpai sebagai olahan kuliner. Mempunyai dua cangkang yang keras, dimana salah satu cangkag yang datar bersifat sebagai pintu. Dua keping cangkang tersebut dihubungkan seperte engsel yang dapat membuka atau menutup. Kerang dan kijing dapat kita temukan menempel ada permukaan substrat atau pada pasir dasar perairan.
8. Nimfa lalat sehari perenang
Nimfa ini mampu berenang sangat cepat sekali, menghindar dari predator maupun dalam melawan arus yang deras. Nimfa ini memiliki tiga helai insang sehingga sangat efektif dalam perairan. Biasa ditemukan saat berhenti berenang diantara bebatuan perairan deras.
9. Larva lalat dobson
Termasuk larva yang mempunyai ukuran cukub besar, umumnya berkisar 25-90 mm dan memiliki warna kuning pudar, kadang kala berwarna coklat atau kusam. Memiliki sepasang insang di bagian abdomennya. Hidup di perairan yang cenderung tenang, seperti daerah pinggiran perairan yang dangkal. Biasa ditemukan di dasar perairan atau bersembunyi di bawah batu.
4. Kualitas Perairan Kategori Buruk
1. Larva nyamuk
Larva nyamuk sering kita lihat sebagai jentik-jentik nyamuk yang merupakan hasil penetasan dari telur nyamuk. Ukuran larva nyamuk ini berkisar dari 3-15 mm. Larva nyamuk memiliki bagian thorax yang menyatu dan lebih tebal bila dibandingkan dengan bagian tubuh yang lainya. Biasanya jentik/larva nyamuk dapat kita temukan diperairan yang tenang. Larva nyamuk akan berenang dipermukaan air dan akan berenang ke dalam air saat ada gangguan.
2. Larva lalat hitam
Larva lalat hitam ini memiliki ukuran berkisar 20 mm. Biasanya dapat ditemukan di perairan yang mengalir. Keunikan dari larva ini adalah saat larva menempel di dasar perairan akan menggunakan ruas abdomen yang terakhir yang berbentuk seperti penghisap.
3. Belatung ekor tikus
Belatung ekor tikus disebut demikian karena adanya organel berbentuk seperti tabung yang memanjang ke permukaan perairan untuk mengambil udara dan bernafas. Berwarna abu-abu dan berperawakan gemuk karena dari perbandingan tebal tubuh dan panjang tubuhnya yang tidakseimbang. Memiliki panjang berkisar 55 mm dr cephalo sampai tabung bernafasnya.
4. Larva mrutu biasa
Larva jenis ini bisa mencapai 20 mm. Sering disebut sebagai cacing darah, karena berwarna merah terang, namun pada kondisi tertentu berubah warnanya menjadi hijau-kecoklatan. Pergerakan larva dalam perairan dengan cara menjentikan tubuhnya, sehingga seperti berenang terlihat sekilas.
5. Lintah
Selain di daratan, lintah juga sering kita temukan di perairan. Memiliki ukuran berkisar 30 mm, namun kadang kala juga ditemukan yang berukuran lebih besar pada kondisi tertentu. Tubuhnya beruas-ruas dan memiliki alat hisap pada ujungnya, dipergunakan untuk menghisap darah dari mangsanya. Di perairan, lintah melakukan pergerakan dengan berenang dengan tubuhnya atau dengan menjentikan badannya sehingga terjadi pergerakan.
6. Cacing bersegmen
Cacing bersegmen ini mirip dengan cacing tanah yang berukuran kecil, banyak kita temukan pada perairan yang mengalir, ujung badanya menempel pada substrat dan ujung badan yang lain berkibar-kibar terbawa arus air. Pada umumnya memiliki panjang hingga 40 mm dan memiliki warna merah pudar
5. Kualitas Perairan Kategori Sangat Buruk
Perairan yang sangat buruk memiliki abang batas yang sudah tidak dapat ditolerir oleh biota paling resistenpun. Paparan pencemaran sudah sangat tinggi, sehingga dari visual warna dan bau sangat bisa disimpulkan betapa sangat buruknya kondisi perairan tersebut.
Indikator dari keberadaan biota dalam perairan yang menunjukan kualitas perairan tersebut sangat khas, artinya biota yang ditemukan pada kondisi perairan dengan kualitas kategori bagus tidak akan ditemukan biota tersebut di kondisi perairan dengan kategori sedang. Demikian pula biota yang ditemukan pada perairan dengan kategori sedang tidak akan ditemukan pada kualitas perairan dengan kategori buruk. Namun untuk di level kualitas perairan yang lebih baik, biota pada kualitas perairan di level lebih rendah akan bisa ditemukan.
Post by Agus Riyanto, 00.06 WIB